Burung Kedasih Pembawa Sial

Burung kedasih burung pembawa malapetaka dan pembawa sial.. begitu kata orang-orang, termasuk orangtua, simbah dan tetangga-tetanggaku.. burung kedasih burung yang ora ilok di ingu ( tidak boleh dipelihara) begitu kata mbahku, ketika saya pengin tahu lebih jauh alasannya kenapa kok tidak boleh dipelihara.. mbahku hanya menjawab "poko'e ora ilok ya ora ilok.. dikandani kok ngeyel.." (kalo di indonesiakan kurang lebihnya " pokoknya ga boleh ya ga boleh.. dibilangin kok ngeyel"). Itu sebenernya alasan yg bikin aku tidak mempercayai mitos burung kedasih seperti kata mbahku, karena mbahku sendiri tidak bisa memberikan alasan yang jelas kenapa burung kedasih tidak boleh dipelihara,

Kalo Berani Satu-Satu

Siang sedikit mendung nampak si buta dari gua hantu, wiro dan brama sedang asyik nangkring di atas pohon memetik buah rambutan di kebun milik mak lampir.. saking asyiknya mereka berempat dengan kliwon monyetnya si buta, tidak menyadari kalo ternyata mak lampir sudah sedari tadi mengawasinya dari seberang sungai.. sebelum akhirnya " Heh kalian.. awas ya! berani bener, kalian nyolong buah rambutan saya ! " teriak mak lampir dengan suara khasnya.

Mendengar teriakan mak lampir mereka berempat segera kabur.. wiro kabur dengan jurus kaki seribu bayangan dan brama kabur naik burung rajawalinya, sementara itu si buta dengan gugup buru-buru turun melorot dari atas pohon karena tadinya dia naik dibantu wiro dan brama.

Sesampai di bawah si buta buru-buru mengambil tongkatnya dan lari meninggalkan tempat itu.

" Awas kalian.. belum tau siapa saya yah.. hai pengikutku kejar merekaaaa!!" teriak mak lampir menakuti si buta, karena sebenernya mak lampir cuma sendirian.

Mendengar teriakan mak lampir si buta langsung lari terbirit-birit dan masuk ke dalam kebun pisang milik mardian.. jatuh bangun bag big bug si buta lari sambil nambrak-nabrak pohon pisang..

Merasa lelah dan emosi karena berulang kali jatuh akhirnya si butapun berdiri pasang kuda-kuda menghadap memutar kesekeliling sambil berteriak dan menunjuk-nunjuk

" Heh kalian semua anak buah mak lampir!! beraninya main keroyokan!! sini kalo berani maju satu-satu.. perlu kalian ketahui, saya tadi makan buah rambutannya cuma dua biji doang.. kenapa saya yang dikeroyok!! pengecut kalian!!" teriak si buta sambil menunjuk-nunjuk pohon pisang disekelilingnya.. Karena memang dari tadi tidak ada yang mengejarnya, si buta jatuh berulang kali karena nabrak pohon pisang. hehe.. payah si buta pohon pisang ditantangin..

Mitos Burung Prenjak

Burung Prenjak Dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa sebagai burung pembawa suatu pertanda, yaitu apabila burung prenjak berkicau secara terus menerus di depan atau di samping rumah, maka dipercaya akan ada tamu atau saudara yang datang. benarkah?? Namanya juga mitos.. boleh percaya boleh tidak..

Jangkrik Rasa Pisang Kepok

Jangkrik dan pisang memang tak bisa dianggap remeh di dunia perkicauan, baik pisang maupun jangkrik, keduanya sama-sama memberikan peran yang baik untuk burung kicauan, sama-sama memberikan asupan gisi dan vitamin yang baik untuk burung momongan kita. Namun ada beberapa jenis burung tertentu yang bisa mengkonsumsi dua jenis suplemen makanan ini, tapi ada juga jenis burung yang tidak bisa mengkonsumsi salah satunya, sebagai contoh burung Crucukan suka pisang tapi adakalanya dia juga tidak suka jangkrik, Murai Batu atau Kacer menyukai jangkrik tapi tidak suka pisang.


Sekarang bagaimana caranya kandungan vitamin yang ada di dalam pisang bisa dimakan oleh jenis burung yang tidak suka buah?? caranya sangat mudah yaitu dengan

Burung Decu

Burung Decu yang saya piara ini saya dapat dari pemberian gratis teman, kondisi burung waktu itu agak memprihatinkan, bulu sayap rusak, ekor patah-patah terkesan tidak mempunyai ekor, atas dan bawah paruh luka, jadi kalau dilihat seperti burung botak, grubag-grubug tak mau diam. Ketika saya tanya apakah sudah bunyi, temanku menjawab jangankan bunyi, diam aja tidak mau.. karena teman sudah berulang kali menawarkan untuk membawanya pulang, burung decu tersebut jadi juga saya boyong ke rumah menggantikan kacer bahanku yang kabur gara-gara kerodong.

Dan ternyata memang benar apa yang dikatakan temanku, si Decu memang tak mau diam, liar dan grubag-grubug jika melihat atau aku dekati sampai-sampai luka di atas dan di bawah paruhnya tidak sembuh-sembuh. Saya coba terapi dengan mandi semprot pake sprayer sampai basah kuyup, ternyata hanya diam ketika bulunya basah, dan ketika bulunya kering kembali lagi ke kebiasaannya, begitu begitu lagi ketika saya ulangi sampai kasihan karena burung malah terlihat seperti sakit, diam gemetar menahan dingin.

Saya coba resep ekstrim kedua, yaitu membiarkannya dalam kondisi lapar, ketika sore sepulang nguli atau hari libur, burung saya gantang di belakang rumah tanpa diberi makan, hanya air yang saya sediakan, kemudian selang beberapa jam

Gara Gara Kerodong

Apa yang saya sampaikan dan termasuk judul postingan ini tidak ada maksud menyalahkan kerodong, semua ini adalah kesalahan dan kecerobohanku.. awalnya karena pengin nambah momongan saya ngadopsi burung kacer muda hutan jinak-jinak lalat, karena takut mentalnya down atau takut ketika melihat kacer lamaku, burung kacer baru ini saya kerodong dan digantang berselang dua kandang dari kacer lamaku. Awal tragedi ini bermula ketika saya berniat memandikannya, setelah perlengkapan mandi siap ( karamba dan air  ) saya langsung membuka kerodongnya, seperti bukan ukurannya, entah karena kerodongnya yang agak kekecilan atau karena kadangnya agak kebesaran, jadi ketika membuka kerodongnya agak lama, susah dan seret, ketika kerodong lepas ternyata wusshh burrr... burungku ikut lepas dan kabur, saya tengok kandangnya ternyata pintunya ngikut terbuka, bisa jadi ketika kerodongnya saya plorotin ke atas pintunya ngikut naik dan terbuka, jadi setelah kerodongnya lepas burungnya juga ngikut lepas keluar lewat pintu... seperti sulap.. :(

Cintaku Bersemi di Balik Jeruji Kandang #part 10

Ketika Sogon membuka matanya, ia justru melihat Kacer mulai sadarkan diri, berusaha bangun dan menyandarkan tubuhnya ke rimbunan daun yang t...