Menangkap burung di alam memang bukan hal yang mudah, tapi akan bisa kita lakukan dengan mudah apabila kita mempunyai teknik atau cara untuk menangkapnya. Cara yang paling sering digunakan yakni dengan menggunakan Jaring, lem/perekat, atau kandang jebakan, ada juga dengan cara yang sadis yakni dengan menggunakan kail/pancing kecil. Saya tidak akan menjelaskan hal tersebut satu persatu karena disini saya akan coba berbagi pengalaman bagaimana cara menangkap anak burung yang sudah keluar sarang dengan menggunakan Kala/Kolo yang dalam bahasa Indonesia entahlah itu disebut apa :D.. mudah-mudahan nanti setelah lihat gambarnya akan tahu apa itu namanya..
Anak burung yang sudah keluar sarang kalau di alam biasanya cuek atau tidak mudah panik kalau melihat kita, kepolosan anak burung inilah yang memudahkan kita untuk menangkap burung tersebut, ditambah lagi kekuatan terbangnyapun masih belum sempurna, jadi kita dapat terus mengawasi gerak gerikya.
Dulu ketika masih ababil eh ABG maksudnya :D waktu masih tinggal di rumah orangtua di sebuah desa di daerah Cilacap Jawa Tengah, kebetulan desaku punya banyak fasilitas umum seperti sungai, kebun kosong dan hutan, jadi saya bisa sering menggunakan fasilitas tersebut untuk melampiaskan hobi memancing dan berburuku.
Saya sering berburu anakan burung dengan menggunakan teknik ini di hutan pinus atau kebun2 kosong di pinggiran desa. Anakan burung yang sering saya tangkap waktu itu seperti Cendet, Cerucuk, Kutilang, burung madu, prenjak, sirtu/cipow, burung kacamata, ciblek, mantenan, brambangan/cabe-cabean dan masih banyak juga jenis burung yang saya belum tahu namanya, maklum sajalah namanya juga tinggal di desa mo nyari burung jenis apapun masih melimpah.
Cara menangkap anakan burung yang sudah terbang keluar sarang bisa menggunakan kala/kolo/jerat yang terbuat dari lidi janur kelapa yang masih kuning/muda, karena lidi dari janur kelapa yang kuning akan lebih kuat dan tahan putus ketika kita bentuk menjadi kala/kolo/jeratan, apalagi kalo kita layukan/keringkan terlebih dahulu.
Jika lidi sudah siap maka mulailah bentuk kolongan/ikatan sulam bulat kecil di ujung lidi untuk membuat kolongan besar #sulit diungkapkan dengan kata-kata .. :D yang penting harus menjadi seperti gambar berikut
Setelah jadi maka bisa langsung kita gunakan untuk menangkap burung. Untuk menambah jangkauan bisa disambung dengan menggunakan bambu kecil atau ranting atau untuk lebih praktisnya bisa menggunakan tegek/joran pancing yang bisa dipanjang pendekan dan bisa kita pilih ukuran panjangnya.
Cara menggunakannya yaitu dengan mengolongkan/mengalungkan kolongan lidi tadi ke leher/badan burung, setelah masuk ke leher/badan burung maka segera tarik agar burung bisa terikat, tapi jangan terlalu kencang agar burung tidak mati jika kena lehernya, segera lepas ikatannya jika sudah kena.
Cara ini memang sedikit membutuhkan ketelatenan dan kerja keras, karena kita harus mau memanjat pohon jika anak burung terbang dan hinggap di atas pohon yang agak tinggi atau diluar jangkauan :D.. apalagi kalo kita sudah naik pohon trus burungnya terbang dan pindah kepohon sebelahnya, maka kita harus turun dan naik pohon sebelahnya lagi.. :D
Kesulitan lain yang sering kita hadapi yakni tangan gemetaran waktu memegangi kala/kolo, menahan nafas dan cape waktu mengalungkan ke leher burung karena habis naik turun pohon, belum lagi kalo hinggapnya di rerimbunan daun dan ranting, kita harus bisa mencari celah celahnya.
Kadang kala/kolo/jeratnya malah dipatuk-patuk jadi agak susah mengalungkannya. Yang bikin keki lagi ketika kala/kolo ditarik yang terikat bukan burungnya tapi malah daun atau rantingnya.. :D.
Cara ini juga sering saya gunakan untuk menangkap burung dewasa yang tidur waktu malem hari, burung cerucuk/kutilang dewasa sepertinya yang paling gampang ditangkep waktu malem hari. Selamat mencoba jika mau :D..
No comments:
Post a Comment