Banyak penghobi burung yang menyatakan atau beranggapan bahwa burung Kacer itu semakin tua semakin menjadi, menurut saya anggapan seperti itu benar adanya, hal ini saya buktikan sendiri, karena saya kebetulan memelihara burung jenis ini sejak Februari 2007 dan sampai saat ini keadaannya masih sehat dan lincah. Setiap hari, pagi, siang sore dan malam selalu mengisi setiap sudut rumahku dengan kicauannya yang merdu dan terkadang memekakkan telinga. Februari 2018 esok genap 11 tahun menemani saya, jika dihitung dengan umur awal maka kurang lebih sudah berumur 13 tahun, Rekor!! breeee memelihara burung Kacer sampai 11 Tahun, umur yang cukup panjang untuk ukuran burung kicau.
Kembali lagi ke topic awal bahwa anggapan burung kacer semakin tua semakin menjadi, “Menjadi” dalam hal ini saya artikan karena kondisi burung yang walaupun sudah tua tetapi tetap mampu berkicau dengan lantang dan volume kicauannya tetap keras, doi juga mampu bertarung dengan baik, melawan setiap kacer yang di trak atau digantang bersamaan. Tidak berbeda dengan pendapat teman yang sering mengkonteskan kacer tuanya, katanya walaupun sudah uzur tapi tetap moncer dilapangan, tetap memiliki jiwa tarung yang diperhitungkan.
Burung Kacer Jabar yang saya adopsi februari 2007 ini, merupakan burung hasil tangkapan hutan dengan kondisi bulu sayap dan ekor rusak karena jaring, waktu itu dibanderol 120 ribu, harga yang cukup murah menurutku untuk seekor burung kacer yang sudah ngepur, tanpa pikir panjang dan tawar menawar akhirnya saya adopsi dan saya boyong ke rumah.
Setelah saya terapi jinak dan rapi bulu doi sudah menunjukan perkembangan yang baik, mulai berkicau menirukan suara burung-burung lain, untuk terapi bunyi dan ngeplong setiap subuh saya embunkan, saya gantang menyendiri di luar rumah.
Saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman seru saya selama memelihara burung kacer saya ini.. Selama saya pelihara, Kacer tuaku ini bukan tidak pernah mengalami masa kritis, tapi justru kerap mengalami masa dimana resiko untuk mati lebih besar. Doi pernah makan tawon yang hinggap dikandang, sehingga mengakibatkan beberapa hari hanya diam dengan bulu mengembang, tapi entah kebetulan atau apa akhirnya sembuh dengan sendirinya.
Pernah juga hampir dua minggu mengalami sakit yang disebut berak kapur, sakit dimana feses atau kotorannya encer dan berwarna keputihan dan agak meler, beda dengan kotoran karena mengkonsumsi jangkrik, karena jika burung setelah makan jangkrik maka kotorannya pun agak keputihan. Tadinya saya juga mengira kalau kotorannya putih karena mengkonsumsi jangkrik, tapi ternyata setelah melihat keadaannya yang sepertinya tidak bergairah, tidak lincah seperti biasanya, jarang bunyi bahkan tidak berkicau sama sekali, diam nyekukruk seperti tidur. Ketika pup ada kotoran yang lengket tertinggal di bulu sekitar kloaka, burung sering njentit-njentit ketika pup agar kotorannya jatuh.
Mungkin kamu tertarik baca ini : CINTAKU BERSEMI DI BALIK JERUJI KANDANG
Saya tanyakan ke teman yang berpengalaman, dan menyatakan bahwa ada kemungkinan terkena sakit berak kapur, atas saran teman akhirnya saya obati dengan obat yang saya beli di kios burung, saya lupa namanya, obat tersebut saya campurkan ke air minum, rutin setiap pagi dan sore hari saya ganti air minumnya.
Hal lain yang penting disarankan yakni selalu menjaga kebersihan kandang, membersihkan kandang setiap pagi/sore hari, mencuci tempat pakan dan minumnya, walaupun nafsu makan berkurang tapi tetap sediakan jangkrik dan kroto di tempat makannya. Kadang sehari jangkrik atau krotonya masih utuh, saya buang ganti lagi dengan yang baru.
Karena ketelatenan saya merawat, akhirnya doi lepas dari masa kritis keduanya, sembuh dari sakit berak kapur yang hampir mengakhiri hidupnya.
Selang beberapa hari setelah sembuh, kacer saya sudah kembali lagi dengan kicauannya yang membuat saya tetap mempertahankannya, walaupun ada beberapa teman yang ingin mengadopsi dengan harga yang bervariasi, tapi saya tetap tidak ingin melepaskannya, walaupun jika dihitung secara ekonomis sebenarnya saya sudah untung banyak, entahlah :D..
Pernah juga ketika saya akan menghadiri acara pernikahan teman akhirnya saya batalkan hadir, karena sibuk menangkap kacer kesayangan saya ini lepas, padahal anak dan istri sudah sama-sama rapi memakai baju batik :D ..
Deg deg plas rasanya ketika dia terbang tinggi dipohon dan hinggap di kabel listrik, harapan untuk memilikinya kembali sepertinya tipis, mana ulat hongkong habis.. jangkrik juga tinggal beberapa ekor.. saya coba tangkap dengan mengeluarkan kandang, saya ganjel pintu agar selalu terbuka, saya masukan jangkrik yang ada ke dalam kandang, dan ada satu jangkrik yang saya tusukan ke lidi kecil agar selalu bergerak gerak di dalam kandang. Hampir dua jam menunggu ahkirnya saya boleh berlega hati karena kacer sudah kembali lagi masuk karena mungkin lapar dan tertarik dengan pergerakan jangkrik yang saya tusukan ke lidi.
Kacer dan burung-burungku yang lain belum pernah saya titipkan ke kios atau tetangga ketika saya tinggal pulang kampung sampai dua mingguan, karena saya tipe orang yang tidak enakkan, tidak mau merepotkan orang lain dengan binatang peliharaanku. Saya hanya mempelajari setiap kali saya mengisi satu wadah voer dan satu wadah air, kira-kira berapa hari air dan voer itu habis, nah dari situlah saya menghitung untuk waktu dua minggu kira-kira membutuhkan berapa wadah voer dan air. Aneh memang kalo dilihat, kandang sudah penuh dengan wadah voer dan air minum :D..
Karena takut kandang jatuh karena beban kandang yang bertambah berat, kandang saya letakan di lantai di ruang tamu. Bayangkan jika saya memelihara 10 ekor burung, sudah seperti apa ruang tamu rumahku yang minimalis :) untung saja istri selalu mendukung apa yang menjadi hobi dan klangenanku, jadi semua berjalan dengan aman tanpa komplain dan babibu..
Dan benar saja, setiap kali saya kembali setelah mudik keadaan kacer dan burung-burung lain, masih sehat, tak kurang makan atau minum, hanya saja keadaan ruang tamu yang sedikit berantakan :)..
Pengalaman seru berikutnya ketika selesai memandikan kacer di karamba dan saya jemur di tanah, saya tinggal masuk ternyata kandang sudak diobok-obok kucing, spontan saya lempar kucing pakai sandal, tapi naas, yang kena bukan kucingnya, tapi malah kandangnya yang kelempar sandal :D :D ini juga sempat membuat kacerku stress dan mandeg bunyi.. Grubag-grubug ketika saya lewat, sepertinya benci ketika melihatku :D mungkin takut dilempar sandal lagi :D :D.. mungkin kejadian tersebutlah yang sampai saat ini membuat kacerku jadi berubah menjadi jinak-jinak lalat.. tapi ada juga keuntungan memelihara kacer yang jinlat, kacer jadi lebih preventif dan waspada ketika ada sesuatu yang seperti mau mengganggu.. kacer juga jadi lebih agresif ketika ditrak.
Btw ni dia penampakan kacer tua ku.. kacer aki aki umur 13 tahun.. akan saya pelihara terus, sampai berapa maksimal umur kacer.. Nanti akan saya update kembali tulisan saya ini ketika kacerku sudah tutup usia :D :D .. untuk vidionya sudah pernah saya upload di chanel youtube "Kicau Mancing":).. salam kacer mania!!
Penampakan kaki
Penampakan aki-aki kacerku, masih gagah :D
Berikut Penampakan Videonya, masih gagah kan bre?
No comments:
Post a Comment