Ceritanya begini.. ketika istirahat makan siang di tempat nguli, sambil menghabiskan secangkir kopi dan sebatang rokok, hari itu, saya dan teman sehobi punya tema obrolan baru yakni burung Cingcoang.
Mengawali pembicaraan, teman saya menceritakan tentang keistimewaan dari burung cingcoang dan menyodorkan tayangan video burung ini ketika berkicau gacor dengan goyang ngebor, terpukaulan aku :D kebetulan saya hobi burcil jadi langsung ngilerlah aku waktu itu.
Karena tertarik dan penasaran, sayapun mulai googling, melihat-lihat burung cingcoang coklat atau jongkangan, sekilas yang saya tangkap waktu itu yakni ciri-cirinya yang memiliki ekor pendek, tubuh bagian atas coklat merah, tubuh bagian bawah keputihan, dada berbintik-bintik.
Ketika pulang nguli, saya mampir ke kios-kios burung menanyakan keberadaan burung ini, semua bilang KOSONG dan tidak pernah jual, makin penasaranlah aku waktu itu :D
Sampai di tukang burung langganan di pinggir jalan, tempat persinggahan ketika saya istirahat waktu perjalanan pulang ke rumah sambil menghabiskan sebatang rokok, beli burung dan kadang hanya melihat-lihat burung.
Saya melihat satu ekor burung yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan ciri-ciri burung cingcoang coklat yang saya pahami dadakan :D
Ketika saya tanyakan, pemilik lapak menjawab kalau burung tersebut adalah burung CINGCOANG..
baca juga Cara CEPAT membedakan jenis kelamin EMPRIT BONDOL / KAJI TROTOL
Cerpen garing : Cintaku bersemi di balik jeruji kandang
Waow.. senang sekali waktu itu, seperti gayung bersambut.. sedang penasaran, eh dapet juga (pikir saya waktu itu :D)
Biasanya sebelum membeli burung, saya selalu browsing melihat kesesuaian ciri-ciri dan bunyinya lewat HP, tapi waktu itu saya langsung percaya saja sama yang jualan :D apalagi yang punya lapak memberi bumbu manis.. akhirnya saya adopsi dengan bandrol 70 ribu.
Sampai di rumah, sekitar pukul 15.40an Doi saya masukan ke sebuah kandang kosong, saya semprot air pakai sprayer, saya beri kroto dan 2 ekor jangkrik, jemur sore sambil di angin-anginkan, dan digantang di bawah pohon ceri sedikit menjauh dari lalu lalang orang dan anak-anak.
Saya perhatikan beberapa saat, dia hanya lompat turun naik tangkringan, kadang didis, kadang hinggap di jeruji.
Hampir mendekati Magrib, ketika saya rebahan di kamar depan, tiba-tiba sayup terdengar kicau burung asing, bukan kicau burung peliharaan saya di rumah.
Sayapun langsung pasang kuda-kuda :D memasang telinga dan memperhatikan, dan ternyata yang bunyi burung yang barusan saya beli.. horeeee!! bunyi juga.. pikir saya waktu itu.
Lah kok bunyinya monoton itu itu saja, kalo ditulis dalam huruf kurang lebih begini "WUUUGGG KWIK KUWIKK.. WUGGG KWIK KUWIIIIKK" begitulah kira-kira bunyinya :D, diulang ulang kadang diselingi seperti koek-koek.
Sayapun belajar lagi, memperhatikan kembali ciri fisik burung Cingcoang di Wikipedia dan gambar-gambar mbah gugel. setelah paham FIX KETIPULAH SAYA :D :D
Ternyata yang saya beli adalah burung Pelanduk Semak wkwkwkwkwk... dasar pembeli tidak teliti :D :D
Tidak tahu dengan yang Jual, apakah dia murni menipu saya atau murni tidak tahu bedanya, sama seperti saya kwkwkwk..
Tapi, ya sudahlah ini menjadi pembelajaran bagi saya, agar lebih teliti dalam membeli. pahami dulu ciri fisik burung yang mau dibeli, apalagi kalau burung tersebut burung yang belum pernah kita lihat sebelumnya dan yang terakhir jangan buru-buru beli sebelum di silikidiki :D :D
Mungkin ada yang pengin tahu seperti apa burung Pelanduk Semak dan Cingcoang, berikut penampakannya
Ternyata bentuknya berbeda wkwkwkwk.. yang sama cuma ekornya, sama-sama pendek. :D
Berikut perbedaan ciri kedua burung tersebut menurut sumber Wikipedia
Pelanduk semak (bahasa Latin: Malacocincla sepiaria) adalah spesies burung
dari keluarga Timaliidae, dari genus Malacocincla. Burung ini memiliki habitat
di hutan perbukitan, pegunungan bawah yang lebat, tepi hutan, semak-semak.
tersebar di ketinggian 300-1.400 m dpl.
Ciri-ciri
Pelanduk semak memiliki tubuh berukuran agak kecil (14 cm). Mahkota
keabu-abuan. Kekang keputihan. Tenggorokan putih. Dada abu-abu. Perut tengah
putih, sisi kuning. Paha coklat. Penutup bawah ekor kemerahan. Tubuh bagian
bawah coklat. Tungging merah. Paruh berat. Perbedaan dengan Pelanduk Asia:
Mahkota lebih abu-abu dan gelap, tanpa garis alis pucat. Iris coklat merah,
paruh atas hitam, paruh bawah kebiruan, kaki merah jambu. Menyukai dan
memanjati tumbuhan bawah yang pendek. Hidup sendirian, berpasangan, atau
kelompok kecil. Suka ribut dan menyelidiki.
Sarang berbentuk cawan tidak rapih, dari daun kering dijalin dengan serat
halus, tersembunyi dekat permukaan tanah. Telur berwarna merah jambu, bercak
merah, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.
Cingcoang coklat (bahasa Latin: Brachypteryx leucophrys) adalah spesies
burung dari keluarga Muscicapidae, dari genus Brachypteryx. Burung ini
merupakan jenis burung pemakan siput, keong, tempayak, pupa kumbang, yang
memiliki habitat di hutan perbukitan, pegunungan. tersebar pada ketinggian
900-1.900 m dpl.
Ciri-ciri
Cingcoang coklat memiliki tubuh berukuran sangat kecil (11-13cm). Ekor
pendek. Kaki panjang. Alis mata pucat samar-samar. Lingkar mata kuning tua.
Paruh besar.
Dewasa: Tubuh bagian atas coklat merah. Tubuh bagian bawah keputihan. Sisi
tubuh coklat kuning tua. Dada berbintik-bintik.
Betina: Tubuh bagian bawah lebih kuning tua.
Remaja: bercoret dan berbintik-bintik. Iris coklat muda, paruh hitam
kecoklatan, kaki ungu kemerahjambuan. Pemalu, berdiam di semak bawah dan lantai
hutan.
Sarang berbentuk kantung dari tangkai daun, akar halus, atau bahan lain,
pada tebing tanah berlumut, pohon atau semak dekat tanah. Telur berwarna
abu-abu hijau berkilau, jumlah 1-2 butir. Berbiak bulan Oktober-April.
No comments:
Post a Comment