Manusia memang tidak ada puas-puasnya, dikasih hujan mengeluh jalan jadi becek, mana ga ada ojek, mewek :D mau bepergian jadi ribet harus pake mantol atau bawa payung. Ketika dikasih kemarau ngeluh juga.. cuaca jadi panas, kulit kering mbekisik, mbladus :D sumur kering, susah cari air, sungai kering jadi susah mancing :D #yang ini aku banget :D :D. tapi ya memang begitulah, manusiawi, bukan manusia jika tidak mengeluh :D maksudnya? ya karena hanya manusia saja yang bisa mengeluh. Okelah, pada postingan kali ini saya akan mencoba menceritakan tentang keseruan ketika hendak dan pada saat memancing tapi sungainya kering, mungkin surut lebih tepatnya. mau tau ceritanya? boleh lanjutkan membaca hehe..
Siang itu ketika merasa bosen karena tidak ada kegiatan yang seru di rumah, akhirnya saya putuskan untuk mencoba mancing di sungai dekat rumah, walaupun sudah bisa menebak kalau sebenarnya sungai pasti sudah mulai surut dan mengering karena kemarau panjang,tapi entah kenapa siang itu pengin banget absen di sungai.
Setelah berhasil melompati pagar komplek rumah setinggi dua meteran, #sebenarnya tidak melompat sih, mungkin lebih tepatnya merambat kali ya :D #pethengkrekan mungkin kalau dalam basa Jawa :D gatau ding hehe, pokoknya intinya adalah saya bisa melewati tembok setinggi dua meteran tidak pakai tangga dan tidak mbrobos :P
Sebenarnya ada pagar besi yang bisa dibuka Jika saya rela berjalan agak jauh sekitar 500 sampai 600 meteran, tapi siang itu saya tidak rela jika harus berjalan di bawah terik sejauh itu, jadi ya begini akibatnya :D
Setelah berada di puncak tembok, saya jadi bingung turunnya, karena ternyata tanah dibalik tembok pagar lebih dalam :D saya tertipu, ternyata di bawah tembok ada pondasi hampir dua meteran, brati saya ada di ketinggian 4 meteran nih?? sialan hehe
Sempat bimbang, antara mau lanjut atau balik dan memilih berjalan 600 meter, tapi ternyata saya memilih petualangan baru, Beberapa saat Ketika pancing dan perbekalan saya lempar ke atas rumput di bawah tembok, akhirnya saya memiliki ide untuk melompat ke arah pohon pisang.
Mirip seperti tupai :D akhirnya saya melompat dan berhasil memeluk pohon pisang yang cukup besar, kemudian melorot ke bawah walaupun agak seret karena kulit batang pisang ada yang kering, sampai di bawah saya tengok kanan kiri, dan beruntung tidak ada yang melihat.
Setelah melewati kebun pisang, nampak olehku pemandangan syur, di bawah teduhnya pohon rengas terlihat dua sejoli sedang memadu kasih, beralaskan pasir lembab di dasar sungai yang mulai mengering di sebelah pohon cimplukan, mereka melakukan itu. o em Ji.. mereka tidak menyadari kedatanganku, dan terus melakukan itu. asyik bre maju mundur asyik.. :D
Beberapa saat memperhatikan, muncul keisenganku, aku ambil batu yang cukup besar aku lempar mereka berdua dengan harapan kena trus pingsan, mungkin karna gugup, jadi lemparan saya meleset tidak mengenai mereka malah melenceng beberapa meter di sampingnya.
Karena kaget dengan lemparan batuku, mereka lari berpencar, satu ke bawah menyusuri sungai yang mulai mengering, dan satunya lagi naik ke pinggir sungai, kemudian masuk ke semak-semak. Baru kali ini lihat, Ada pertanda apa ya kok bisa lihat garangan kawin :D
Sempat tertawa ketika meneruskan perjalanan, kalo dipikir-pikir itu garangan kasihan banget.. lagi asyik memadu kasih malah dilempar batu, gatau juga udah kelar apa masih nanggung :D :D :D ...Sampai di jalan duatapak dan menanjak, rata berkelak-kelok dan kemudian menurun berundak-undak, kanan kiri ditumbuhi alang-alang tinggi dan pohon petai cina kurus kecil-kecil, saya dikagetkan oleh sesuatu yang tiba-tiba menarik kerah bajuku, sayapun melompat dan berteriak, ternyata cuma duri pohon mbebret, kirain ular, tengkuk jadi perih terkena keringat dan ketika saya raba ternyata sedikit berdarah
Ketika sampai di jalan tanah menurun berundak-undak saya berhenti sejenak, meneguk air mineral sambil memilih undakan yang paling bersih, untuk kemudian duduk dan menyalakan rokok
Perjalanan menuju ke spot favoritpun saya lanjutkan, dan benar saja setelah sampai di lokasi, spot yang dulu sering mendapatkan ikan Lele, Mujaer dan Bawal kini airnya menyusut, seperti genangan saja dengan aliran kecil di bagian atas dan bawah padahal sebelum musim kemarau, spot ini yang paling dalam
Sayapun turun ke sungai yang mulai mengering, berjalan menyusuri dasaran sungai yang mulai dipenuhi daun-daun bambu kering dan sudah mulai ditumbuhi rumput, mencari bagian yang dalam, ternyata semua sama, cethek. Akhirnya saya kembali ke spot favorit, karena disitulah yang airnya masih banyak, dan cukup dalam
Tak ingin membuang-buang waktu, akhirnya saya mengeluarkan pancing tegek dan adonan pelet, saya bom pelet, ternyata ratusan ikan wader langsung mengerubuti umpan, rupanya ikan-ikan kecil ini pada berkumpul disitu, wah bakal seru nih mancingnya
Dan ternyata benar, umpan baru cemplung saja sudah langsung disambar ikan wader, asyik banget tarikannya karena ukuran wadernya cukup besar, sudah babon untuk ikan jenis wader pari atau ada yang menyebutnya ikan saluang
wedeeeeh asyik breee... Strike kedua double, karena saya menggunakan pancing ombyok dengan 4 mata kail jadinya bisa dapet dua atau tiga ikan sekaligus
Tidak pakai lama, dengan kedua pancing tegekku, puluhan ekor ikan wader pari maupun wader cakul berbagai ukuran sudah terkumpul, kewalahan rasanya karena ikan pada berkumpul di sini, tiap cemplung langsung dikerubuti puluhan wader.. seperti cendol :D :D satu pancing ditarik dan belum sempat melepaskan kailnya, pancing satunya lagi sudah ngentrik-ngentrik minta ditarik, kadang kalau dapat yang besar kambangan sampai nimbul tenggelam muter-muter.
Tidak sampai dua jam, sudah mendapat ikan jenis ini hampir satu kiloan, weh bakal pesta wader chrispy nih gumam saya dalam hati sambil memberesi pancingan
Tidak sia-sia perjuangan ketika merambat tembok dan melompat memeluk pohon pisang :D ternyata seru banget mancingnya
No comments:
Post a Comment