Hari ini saya off mancing karena seharian hujan dan sungai banjir, spot mancing tidak bersahabat, jadinya ya cari hiburan lain, akhirnya saya seharian mainan burung 😀 mencoba melakukan ritual penjinakan burung Kutilang emas yang belum lama saya adopsi.
Awal saya mengadopsi burung ini karena kebetulan di rumah ada satu kandang kosong, takut angker jadi ya saya isi dengan burung lagi 😀 burung kutilang emas muda hutan menjadi pilihan saya, sekalian untuk mengisi teras depan rumah.
Burung ini saya adopsi dua mingguan yang lalu dari ombyokan, setelah googling tentang ciri-ciri kutilang emas jantan, saya mencoba praktek langsung dengan melihat ciri-ciri seperti yang dijelaskan.
Kolam ikan dengan air jernih itu selain sedap dipandang, ikan yang kita pelihara juga makin sehat, lincah, dan terhindar dari penyakit ataupun jamur apalagi kolam yang kita miliki untuk ikan hias, Koi misalnya, kondisi air tetap jernih sepertinya wajib, maka dari itu penting bagi kita untuk menjaga agar kualitas air tetap baik. Perlu diingat bahwa tidak semua air jernih itu kualitasnya baik untuk ikan di kolam. Untuk menjaga agar air tetap jernih dan bening dan memiliki kualitas yang baik untuk ikan, caranya sangat mudah, Saya hanya menggunakan ini untuk menjaga kualitas air kolam.
Kolam nila merah dan nila mujaer di halaman belakang rumah, walaupun berukuran tidak terlalu lebar ini, tapi mampu menjadi tempat hiburan saya setiap hari :D tempat saya nongkrong sambil ngopi dan udud-udud. betah berlama-lama disitu sambil memperhatikan gerak-gerik ikan.
Memasuki musim hujan, untuk kolam di luar ruangan atau di dalam ruangan tapi untuk tadah air hujan seperti punya saya ini, sudah dipastikan debit air selalu berganti atau bertambah karena terisi air hujan.
Jika hujan sangat deras, air kolam hampir 100 persen berganti dengan air baru, yakni hujan.
Kita sudah tahu seperti apa air hujan itu, yang jelas jernih dan dingin. Menurut Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, setidaknya kandungan utama yang terdapat pada air hujan adalah uap dan H2O.
Kandungan ini mendominasi pada air hujan sampai 99,9 persen. Pada air hujan juga terdapat Asam Nitrat yang biasanya juga disebut hujan asam. Hujan asam terjadi karena adanya aktivitas manusia maupun alam yang mengakibatkan pencemaran. Misalnya, cerobong asap dari pabrik dan letusan gunung berapi.
Kandungan Asam Sulfat juga terdapat pada air hujan. Jika kandungan ini berlebihan atau tidak normal, bisa mengakibatkan gangguan pada pernapasan manusia.
Nah, dari situ kita bisa melihat atau mengira-ngira, seperti apa kualitas air hujan di tempat kita. makin banyak cerobong pabrik kemungkinan mempengaruhi kualitas air hujan.
Untuk yang awam seperti saya, alat pengukur pH juga tidak ada, saya hanya mengira-ngira saja kualitas air hujan dengan cara memperhatikan perilaku ikan yang berada dalam kolam tadah air hujan.
Jika setelah hujan reda, ikan nila yang saya pelihara secara bersamaan muncul di permukaan sambil buka mulut mengambil udara di permukaan air ( ngep-ngep :D ), berarti kualitas air buruk, walaupun air jernih sekalipun.
Untuk menstabilkan pH air hujan atau air baru di kolam, setelah ada indikasi ikan selalu muncul di permukaan untuk mengambil udara, hampir rata-rata orang memberi jawaban "pakai garam " namun tidak ada takaran berapa per berapanya, selalu dijawab, sedikit saja atau kira-kira saja.
Ini yang menurut saya membingungkan, karena ilmu kira-kiratologi dalam pemberian garam bisa membahayakan ikan, seperti yang saya alami :D karena ilmu kira-kiratologi saya kurang ampuh saat memberi garam di kolam, alhasil ikan pada blingsatan :D malah muncul masalah baru, tubuh ikan nila seperti berlendir.
Tiba-tiba setelah sepulang mancing, ide gila muncul untuk memperbaiki kualiatas air hujan yang membuat ikan nila pada baris dipermukaan mengambil udara, walaupun sirkulasi air berjalan terus.
Saya waktu itu berfikir, kenapa ikan di sungai dengan air hujan dan keruh ketika banjir saja tidak ngep-ngep atau muncul di permukaan. kok di kolam yang airnya jernih ikannya ngep-ngep?
Akhirnya saya melakukan uji coba menggunakan sedikit tanah untuk saya masukan ke dalam kolam.
Kolam dengan ukuran PLT 2 x 1,8 x 90 saya beri tanah liat sebesar setengah bola pingpong. saya bagi dua, saya taruh langsung di kolam dan saya taruh di wadah sirkulasi air.
Alhasil air kolam pun berangsur-angsur jadi keruh :D
Tapi WAIT... setelah beberapa saat , tidak sampai satu jam dengan sirkulasi air tetap berjalan, ternyata ikan sehat kembali, tidak muncul dipermukaan untuk mengambil udara, tapi kembali lagi ke dasar air.
SAYA TIDAK MEREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA MENCOBANYA, karena lagi-lagi ini juga ilmu Kira-kiratologi :D
Tapi jika anda ingin bereksperimen menggunakan tanah untuk kolam anda seperti yang saya lakukan, boleh-boleh saja.
Tapi Jangan lupa, Yang terpenting adalah Sirkulasi air.
KALO YANG INI SILAHKAN DICOBA!!
saya menggunakan pompa air untuk ketinggian 2 meter, saya alirkan ke wadah sirkulasi dari talang plastik yang saya tupup di kedua ujungnya, lalu ujung untuk keluar air saya beri beberapa lobang kecil dibagian bawahnya.
Untuk media filtrasinya saya menggunakan saput saringan aquarium, batu kerikil, arang dan busa spons. dengan posisi meletakannya selang-seling. Batu kerikil dan arang dibagian tengah.
dengan sirkulasi dan saringan seperti itu, ternyata membuat air kolam tetap jernih dan kualitas air terjaga.
Boleh simak video saya di chanel youtube Kicau Mancing :)