Cintaku bersemi di balik Jeruji Kandang #Part 6

"Sepertinya aku akan seperti cerucuk.. terbaring kaku di bawah tempat makanku" begitu gumam kacer dalam hati sesaat sebelum terjadi goncangan hebat.

Tubuh Kacer terpental menabrak jeruji kandang, tidak hanya basah, hampir seluruh tubuhnya kotor terkena makanan yang mulai melar dan mencair. Tubuhnya sudah mulai kaku, lidah seperti terkunci tidak bisa berteriak, hanya merintih dengan suara lirih.

Belum sempat mengatur posisi berdiri karena goncangan, tiba-tiba kacer merasa seluruh isi perut seperti bergerak dengan cepat naik ke dada dan seperti hilang keseimbangan, Kacer merasakan tubuhnya tertarik ke atas, susah payah dia mempertahankan posisi berdirinya dengan mencengkeramkan jari kuat-kuat. sebelum akhirnya, benturan dahsyat terjadi.

Kembali tubuh Kacer terpental melewati jeruji kandang yang hancur lalu mendarat empuk di atas rumput gajah gondrong.

Bertahun-tahun sejak dia masuk ke dalam kandang dan menjadi burung rumahan, dia tidak pernah merasakan belaian lembut rerumputan.

Seperti masuk ke lorong waktu, pikiran Kacer tiba-tiba melayang jauh kembali ke masa kanak-kanaknya


.................................................cerita sebelumnya baca di sini ...............................

Kacer tiba-tiba teringat Ketika dia masih trotol, bersama kedua saudaranya, setiap hari bermain di pinggiran hutan pinus dan pinggiran sungai dekat dengan pohon kelapa tempat dia dan orangtuanya tinggal. Di tempat inilah dia dan kedua saudaranya menghabiskan waktu sepanjang hari, bermain sambil berburu belalang dan jangkrik di rerumputan, terkadang mandi di pinggir sungai di genangan air dibalik batu

Di samping Gubuk petani di bawah pohon pinus ada tanah cukup luas yang dibiarkan ditumbuhi rumput odot, ada bagian yang gondrong dan ada juga sebagian yang tampak rapi dan rata karena hampir setiap hari dipotong untuk makan kambing, disitulah aneka jenis jangkrik dan belalang hidup.

Setiap hari mereka asyik bermain, berlatih terbang dengan berbagai gaya terbang sambil mencari makan, menyambar belalang dan menerkam jangkrik. banyak kejadian lucu terjadi di tempat itu.

Kacer nampak tersenyum, rupanya dia sedang teringat kejadian lucu di masa lalunya, manakala mereka bertiga berebut satu ekor jangkrik kedawang gendut yang belum bersayap di bawah bongkahan tanah.

Dari atas ranting pohon pinus, mereka bertiga buru-buru terbang menuju jangkrik tersebut, namun karena kemampuan terbang mereka sama, dan sama-sama terbang menuju satu titik maka "Tuinggg bug" entah apa yang terjadi, tiba-tiba satu terpental di rumput, satu nyangkut di rumput, dan satunya lagi menggelepar di tanah karena paruhnya menancap di bongkahan tanah liat tepat di bawah perut jangkrik tersebut.

Susah payah dia berusaha mencabut paruhnya dari tanah, namun tidak berhasil. dengan suara yang aneh karena paruh tidak terbuka saat berbicara, dia minta bantuan kedua saudaranya yang masih menertawakannya di atas tempat pendaratan masing-masing.

Capek tertawa dan kasihan, akhirnya mereka berdua membantunya mencabut paruh yang menancap di tanah, kejadian lucu berikutnya terjadi ketika si ragil terburu-buru menarik kaki si sulung, ternyata salah menarik ekor, satu persatu bulu ekor si sulungpun tercabut, sebelum akhirnya brondol.

Ragilll!!! teriak si sulung dari atas bongkahan tanah sambil melihat ekornya yang sudah habis tercabut, ragil buru-buru kabur menuju pohon kelapa, sementara si Kacer nampak menahan tawa melihat kakaknya yang berbadan besar tapi tak memiliki ekor.

"Tenang kak, besok juga numbuh lagi " suara kacer menenangkan kakaknya yang masih memperhatikan ekornya yang hanya tinggal brutu

"Ragil!!! si sulung berteriak sambil tebang menuju ke pohon kelapa di seberang sungai, Kacer nampak tertawa guling-guling melihat kakaknya yang terbang dengan gaya terbang yang aneh, seperti jungkat jungkit, naik turun karena tidak seimbang.

BRAKKKK!!! Kacer tiba-tiba tersadar dari lamunan masa lalunya, ketika ranting kering pohon ceri jatuh di dekat tubuhnya, dengan tubuh gemetar, Kacer mencoba berdiri, dia mempergunakan sisa-sisa tenaganya untuk berjalan menuju tempat yang terlindung dari air hujan.

Akhirnya kacerpun sampai di bawah karamba mandi, walaupun tempatnya basah, tapi dia bisa berlindung dari guyuran air hujan yang terkadang perih dimata. dengan tubuh yang terus menggigil dia berusaha mengeringkan bulunya, namun karena terlalu basah diapun nampak makin keletihan.

"Kakak, Ragil.. kalian dimana ya? aku rindu kalian " tiba-tiba kacer bergumam memanggil kakak dan adiknya.

Mereka terpisah satu sama lain, ketika datang mahluk bermata dua, memakai baju dan celana, menggotong dua batang bambu kecil, menancapkannya satu ke tanah, seperti sambil membentangkan sesuatu, mahluk itu berjalan miring terkadang mundur meninggalkan tancapan bambu dan membawa batang bambu satunya lagi untuk kemudian menancapkannya kembali agak jauh dari yang pertama

"KAKAAAAAK!!!! teriak ragil minta tolong setelah dia gagal menyambar belalang karena tiba-tiba dia kesulitan menggerakan sayap dan badannya, seperti nyangkut di sesuatu benda

Sulung dan Kacer yang tidak memperhatikan adiknya ketika terbang menyambar belalang, dikagetkan oleh suara teriakan minta tolong si Ragil

Mendengar teriakan itu, kacer dan si sulung langsung melihat ke arah datangnya suara, mereka tampak kaget dan heran melihat keanehan yang terjadi, si ragil hanya bergerak-gerak tidak bisa terbang, seperti berhenti terbang tapi tubuhnya tidak menyentuh tanah

Melihat hal itu, mereka buru-buru melesat terbang ke arah si ragil, belum sempat mencapai tempat si ragil, tiba-tiba si sulung dan kacer seperti menabrak sesuatu yang membuatnya kesulitan bergerak, kaki dan sayap seperti terikat

"Rupanya ini yang membuat si ragil tidak bisa terbang " gumam kacer dalam hati "Bagaimana ini kak?? apa yang harus kita lakukan"

Kakak juga tidak tahu.. bagaimana cara melepaskan diri dari benda ini, semakin kuat kita meronta, semakin kuat cengkramannya dan semakin sakit sayap dan kakiku "

Cukup lama mereka tergantung sambil sesekali mencoba melepaskan diri tapi tidak pernah berhasil, Ragil hanya menangis sambil sesekali meronta berusaha melepaskan diri dan berteriak kesakitan setiap kali berusaha untuk mepelaskan diri

Kakak!! Ragil tidak mau mati di sini

"Tenang Ragil, kita akan baik-baik saja " teriak sulung menenangkan adik-adiknya, padahal dalam hatinya memiliki kekawatiran yang sama

Beberapa waktu tergantung, tiba-tiba mereka seperti terayun dengan sangat kuat, tubuh tergoncang seperti terombang ambing, sebelum akhirnya mereka tak berkutik ketika di cengkeram oleh mahluk itu

Tamat riwayat kita kak!! teriak Kacer

sulung hanya terdiam dan menatap kedua adiknya dengan perasaan sedih

to be continue...

No comments:

Cintaku Bersemi di Balik Jeruji Kandang #part 10

Ketika Sogon membuka matanya, ia justru melihat Kacer mulai sadarkan diri, berusaha bangun dan menyandarkan tubuhnya ke rimbunan daun yang t...