Srigunting Bukit si Ekor Krantil Yang Susah makan Voer

Srigunting Bukit atau srigunting gunung ada juga yang menyebutnya Srikantil, merupakan burung pemakan serangga yang memiliki volume suara kicauan yang keras. Namun dari sekian jenis burung muda hutan yang sudah pernah saya pelihara termasuk srigunting kelabu, burung srigunting bukit/gunung/srikantil inilah yang paling sulit untuk makan voer, padahal saya mengadopsinya dari muda hutan. Berbagai tips dan trik sudah saya coba, termasuk trik yang sering saya gunakan untuk mengevoerkan burung-burung sebelumnya, tapi semua jurus belum juga berhasil  begitu syuliiiiiit.

Burung Srigunting bukit/krantil ini saya adopsi 3 bulan yang lalu, dan sampai postingan ini terbit belum juga tuh mau makan voer wkwkwk jangankan voer kasar, voer haluspun belum, paling beberapa saja itu juga karena nempel di EF (Jangkrik, UH, UJ, Kroto ) yang saya jadikan alat untuk mentreatment makan voer. Namun Setelah EF dilahap habis, voer cuma diplototin kadang dikorek-korek mencari sisa-sisa EF yg terpendam, ga dimakan blasss.

Burung Srigunting bukit/krantil merupakan jenis burung yang sangat ahli dalam menirukan aneka macam suara hewan atau suara burung lain. Isian terakhir dia sudah fasih banget menirukan suara kucing dan perkutut, kung abis suaranya padahal yang ditirukan suara perkutut lokal wkwkwkwk, namun ketika dibawakannya rasanya seperti denger suara kutut bangkok super kung. Keren pokoknya.

Srigunting Bukit memiliki panjang tubuh dari kepala ke ekor (tanpa ekor terpanjang/krantilnya) mencapai 26-30 cm. Hampir seluruh bulunya berwarna hitam mengkilat. Ekornya memiliki sepasang bulu yang sangat panjang, pada ekor terluar seperti antena/sungut dengan bulu di ujungnya. Iris mata berwarna merah, sedangkan paruh dan kaki berwarna hitam.

Informasi yang saya dapatkan ketika saya googling, makanan utama burung ini ketika di alam adalah berbagai jenis serangga kecil seperti belalang, jangkrik, capung, hingga kumbang, meskipun terkadang juga memakan buah-buahan.

Dapat ditemukan di seluruh benua Asia, Afrika, dan Australia. Pada musim kawin, induk betina biasa bertelur dengan jumlah antara 3-4 butir dan di erami secara bergantian oleh induk jantan dan betina dengan masa inkubasi sampai menetas selama -+2 minggu.

Membedakan jenis kelamin burung srigunting jantan dan betina dari ciri fisik cenderung sulit karena sama-sama memiliki bulu hitam dan memiliki bentuk tubuh yang mirip. Keduanya juga mampu berkicau dan menirukan suara lain dengan baik.

Beberapa jenis burung srigunting yang biasa ditemukan di Indonesia yaitu srigunting sulawesi, sigunting sumatera, srigunting kerdil, srigunting jambul, srigunting kelabu, srigunting hitam, srigunting gagak, srigunting gunung/bukit, srigunting batu, srigunting wallacea, srigunting lencana, dan srigunting keladi.

Diantara jenis burung srigunting tersebut di atas yang memiliki ekor menyerupai antena yang panjang menggantung adalah burung srigunting gunung/bukit atau ada juga yang menyebutnya srikantil.

Untuk menghindari ekor krantil atau antena yang panjang itu patah, juga agar semakin leluasa dan memiliki ruang gerak yang cukup, saya memeliharanya dalam kandang murai batu nomor 2.

Burung Srigunting termasuk burung yang mudah jinak, minimal jinak-jinak lalat. Jika anda tertarik memelihara jenis burung ini, jangan lupa untuk merawatnya dengan baik, karena burung ini cenderung syulitt untuk makan voer dibandingkan dengan burung kicau yang lain. Yang pasti kita ga boleh pelit EF.

Berikan serangga berupa jangkrik, UH, Ulat jerman, atau kroto dalam porsi yang cukup setiap hari agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi.

Walaupun sedikit merepotkan karena tidak makan voer, tapi ketika nutrisi terpenuhi dijamin bakal sehat dan gacor.

No comments:

Cintaku Bersemi di Balik Jeruji Kandang #part 10

Ketika Sogon membuka matanya, ia justru melihat Kacer mulai sadarkan diri, berusaha bangun dan menyandarkan tubuhnya ke rimbunan daun yang t...