Saya mempunyai 3 ekor burung kacamata/pleci dari jenis yang berbeda yakni pleci Dabu, Pleci Dada Kuning Mata Putih atau ada yang menyingkat Dakun Maput, dan Kacamata Jawa. Dari ketiga burung tersebut hanya dua yang sudah rajin bunyi yaitu pleci Dakun Maput dan Kacamata Jawa, rajin bunyi ketika digantang di dalam rumah atau di luar rumah saat suasana sepi. Ketiga burung ini saya adopsi dan saya pilih dari ombyokan minggu awal bulan Februari 2016, menggantikan 2 ekor pleciku sebelumnya yang lepas dan mati disambar ikan bawal di kolam belakang rumah. Saat dibeli dakun maput dan kacamata jawa kondisi ekornya brondol dan belum mau bunyi sama sekali kecuali suara panggilan alamnya saja.
Sebenarnya tidak nyambung miara 3 ekor pleci dari jenis yang berbeda karena ketika digantang berdekatan sepertinya bahasa mereka tidak nyambung, pleci dabu dan pleci mata putih suara panggilannya nyaring, sementara pleci jawa suara panggilannya agak kasar seperti ada huruf “Rrrrr” dalam suara panggilannya, mirip suara priyak priyak anak ayam :D .. jadi ketika salah satu memanggil yang lainnya jarang atau kadang sama sekali tidak menyaut panggilannya atau mungkin hanya pleciku saja yang demikian :)
Setiap pagi sekitar jam 05.00 kalau tidak hujan ketiganya saya keluarkan dan saya gantang diranting pohon ceri/kersen di depan rumah untuk diembunkan sembari menghirup segarnya udara pagi, karena setau saya pengembunan atau menggantang burung di luar ruangan pada pagi hari sangat baik untuk kesehatan burung dan terapi agar burung tidak stres sehingga cepat bunyi, apalagi untuk burung Kacer, pengembunan atau sekedar menggantang diluar ruangan pada pagi hari sangat ampuh membuat kacer cepat bunyi dan ngeplong.
Sekitar Jam 06.00 sebelum berangkat nguli saya berikan masing-masing 5 ekor UH, biasanya saya pilih UH yang baru ganti kulit. Tempat menggantang yang saya pilih ini sudah saya silikidiki atau saya amati ketika libur, cukup aman dan nyaman karena sudah saya kondisikan dengan memangkas beberapa ranting sehingga ketika matahari terbit tempat ini mendapat sinar hangat matahari pagi, dan ketika siang hari saat sinar matahari mulai terik burung tidak kepanasan karena terlindungi oleh ranting dan daun ceri/kersen. Ketika hujan deraspun burung tidak kehujanan, karena setiap hari burung ini saya titipkan ke Ibu saya, kalo hujan minta tolong untuk dimasukan ke dalam rumah :).
Sore harinya sekitar jam 16.00 sepulang nguli saya kembali memberikan 4-5 ekor UH dan selalu saya utamakan UH yang baru berganti kulit. Saya mandikan setiap sore kalau cuaca tidak mendung, atau pagi dan sore ketika hari libur. Untuk buah saya hanya memberikan pisang kepok sesekali tomat atau jeruk. Minumnya air putih, kadang saya beri tempat minum kecil tambahan berisi air bercampur madu, atau air gula putih/merah, susu formula, kadang Nutrisa** rasa jambu biji. Begitu seterusnya sampai beberapa minggu belakangan ini.
Setelah saya amati perkembangan ketiga pleci beberapa hari belakangan, ternyata setelah diterapi dengan cara demikian, burung pleci tersebut menjadi rajin bunyi, ngeriwik alus dan sesekali wiksar dengan volume yang lebih keras, walaupun masih malu-malu dan berhenti kalo saya lihatin. Pleci dakun mata putih sepertinya yang bersuara paling keras dan kadang-kadang sudah mulai sedikit buka paruh. Mungkin karena yang dakun mata putih lebih senior umurnya dari yang lain sehingga perkembangannya lebih menonjol.
PR dan cita-cita saya adalah membuat pleci ini wiksar, wikplong, ngalas, dan buka paruh, semoga berhasil… Salam Pleci Mania!!
Baca juga
No comments:
Post a Comment