Burung Decu

Burung Decu yang saya piara ini saya dapat dari pemberian gratis teman, kondisi burung waktu itu agak memprihatinkan, bulu sayap rusak, ekor patah-patah terkesan tidak mempunyai ekor, atas dan bawah paruh luka, jadi kalau dilihat seperti burung botak, grubag-grubug tak mau diam. Ketika saya tanya apakah sudah bunyi, temanku menjawab jangankan bunyi, diam aja tidak mau.. karena teman sudah berulang kali menawarkan untuk membawanya pulang, burung decu tersebut jadi juga saya boyong ke rumah menggantikan kacer bahanku yang kabur gara-gara kerodong.

Dan ternyata memang benar apa yang dikatakan temanku, si Decu memang tak mau diam, liar dan grubag-grubug jika melihat atau aku dekati sampai-sampai luka di atas dan di bawah paruhnya tidak sembuh-sembuh. Saya coba terapi dengan mandi semprot pake sprayer sampai basah kuyup, ternyata hanya diam ketika bulunya basah, dan ketika bulunya kering kembali lagi ke kebiasaannya, begitu begitu lagi ketika saya ulangi sampai kasihan karena burung malah terlihat seperti sakit, diam gemetar menahan dingin.

Saya coba resep ekstrim kedua, yaitu membiarkannya dalam kondisi lapar, ketika sore sepulang nguli atau hari libur, burung saya gantang di belakang rumah tanpa diberi makan, hanya air yang saya sediakan, kemudian selang beberapa jam baru saya berikan 1 jangkrik 2 UH, selang beberapa saat saya lakukan lagi hal serupa, saya coba kasihkan langsung pake tangan, awalnya tidak mau tapi mungkin karena udah keroncongan akhirnya dipatok juga, walaupun dengan secepat kilat dia menyambarnya, tapi sedikit membuatku tersenyum.

Hari berikutnya saya lakukan lagi hal serupa, hari berikutnya.. esoknya.. esoknya lagi.. dan esok esoknya lagi, setelah beberapa minggu kondisinya mulai membaik, ekor yang tadinya saya cabuti karena pendek patah-patah mulai tumbuh memanjang, yang tadinya kalo melihatku jarak 10 meteran saja sudah grubugan, sekarang sudah tidak lagi, bahkan seperti terkesan menunggu kedatanganku, karena setiap saya dekati saya selalu memberikan UH atau jangkrik, begitu saya lakukan setiap hari ketika saya melewatinya. Sekarang saya boleh berlega hati karena sudah berhasil membuatnya anteng tidak takut lagi ketika ada saya atau orang yang melewatinya, bahkan mau memakan UH atau kroto di telapak tangan ketika tangan saya masukan ke dalam kandang ...

Pengalaman saya di atas merupakan hal biasa di dunia perburungan, menjinakan burung bukan merupakan hal yang sulit akan tetapi hal yang butuh kesabaran, rutin dan ketelatenan. PR ku saat ini adalah membuat burung Decu ku gacor dan bersuara lantang sambil memperlihatkan tarian kobranya...

Ni die Decu ane.. belum ganteng, karena masih ada bekas luka ngerujinya..

No comments:

Cintaku Bersemi di Balik Jeruji Kandang #part 10

Ketika Sogon membuka matanya, ia justru melihat Kacer mulai sadarkan diri, berusaha bangun dan menyandarkan tubuhnya ke rimbunan daun yang t...